Sakura Science Program 2020.

Pada tanggal 27 Januari-2 Februari 2020, sebanyak 10 orang mahasiswa dari Universitas Brawijaya, masing-masing 5 orang mahasiswa Jurusan Teknik Sipil dan 5 orang mahasiswa Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota yang terdiri dari mahasiswa S1 dan S2 serta 5 orang mahasiswa dari Universitas Riau mengikuti kegiatan Sakura Science Program yang diadakan oleh Japan Science and Technology Agency, di Univesitas Miyazaki, Jepang. Kegiatan ini memiliki tema Understanding of Tsunami Phenomenon With Numerical Simulation and Experiment. Selaku dosen pendamping dalam kegiatan ini adalah Dr.Eng.Indradi Wijatmiko, ST., M.Eng. (Pract) dari Jurusan Teknik Sipil.

Kegiatan ini belajar berlangsung selama 4 hari, dimana selama 3 hari mahasiswa diajarkan materi serta eksperimen langsung dan hari terakhir melakukan kunjungan langsung ke lapangan (Fieled Trip). Selama kegiatan berlangsung, mahasiswa berkunjung ke Fakultas Teknik, Universitas Miyazaki. Rombongan yang datang juga disambut oleh Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) di Miyazaki saat welcoming party.

Selama di Universitas Miyazaki, mahasiswa banyak diajarkan mengenai simulasi numerical tsunami yang diajarkan langsung oleh Profesor Keisuke Murakami. Mahasiswa diberikan materi mengenai tsunami yang sering terjadi di Jepang, serta penanganan dan pencegahan yang mereka lakukan. Mahasiswa di bagi ke dalam tiga kelompok belajar dimana pada akhir kegiatan akan melakukan presentasi hasil belajar. Profesor Keisuke Murakami juga mengajak mahsiswa untuk melakukan eksperimen langsung bagaimana gelombang tsunami terbentuk. Pada hari ke-4 program sakura, mahasiswa diajak untuk mengunjungi tiga lokasi guna mempelajari bagaimana pemerintah jepang menangani tsunami di Miyazaki. Ketiga lokasi itu diantaranya Miyazaki Coastal Area, Miyazaki Port, dan kunjungan ke Aoshima sebagai tempat wisata.

Lokasi awal yang dikunjungi yaitu salah satu daerah pesisir di Miyazaki. Disana mahasiswa dijelaskan oleh sensei tentang bagaimana pemerintah menggunakan sand-pack untuk mengurangi dampak gelombang tsunami. Pemerintah juga mempertimbangkan opini para nelayan untuk pemasangan sand-pack tersebut. Selain itu adapun tsunami tower dan speaker yang ditempatkan tiap 500 m di daerah permukiman pesisir guna memberikan peringatan bencana tsunami. Lokasi kedua, mahasiswa diajak mengunjungi 2 shelter yang merupakan tempat evakuasi sementara ketika terjadi bencana tsunami. Sensei menjelaskan kepada mahasiswa kegunaan tempat tersebut, bagaimana pondasinya, dan fasilitas tempat evakuasi yang dilengkapi oleh alat-alat emergency. Pemerintah Miyazaki juga mengadakan simulasi secara rutin bagi masyarakat setempat jika bencana tsunami terjadi. Kemudian tempat terakhir yang dikunjungi yaitu Aoshima. Aoshima merupakan salah satu pantai sebagai tempat wisat yang seringkali dikunjungi oleh masyarakat Miyaaki. Pantai tersebut terkenal dengan keunikan bebatuan yang terbentuk dan tersusun alami di pinggir pantai. Aoshima juga dilengkapi oleh koridor perdangangan oleh-oleh, kuil, dan botanic garden. Sebagai tempat wisata, Aoshima juga dilengkapi oleh jalur, rambu, dan tempat evakuasi sementara jika bencana terjadi.

Hari terakhir sebelum kami kembali ke Tokyo, kami melakukan presentasi akhir mengenai materi serta kegiatan yang telah kami dapatkan selama berada di Unversitas Miyazaki. Presentasi dilakukan oleh tiga kelompok, dengan sesi tanya jawab dengan Profesor Keisuke Kurakami. Setelah kegiatan presentasi, kami diberikan sertifikat oleh JST dan Universitas Miyazaki dan kembali ke Tokyo. [CAS]

Tinggalkan Balasan